wisata religi
MASJID TIBAN
Apakah pernah mendengar adanya Masjid Tiban yang asal
mulanya didirikan didalam kawasan hutan
Petak 21b RPH Terkesi, BKPH
Penganten, KPH Purwodadi.
Selain obyek wisata religi di BKPH
Penganten juga terdapat sebuah situs yang
menurut masyarakat setempat disebut dengan
MASJID TIBAN ( muncul dengan tiba-
tiba )
Sebagian besar orang mempercayai bahwa
kayu jati dapat mendatangkan berkah, murah
rejeki, awet muda serta panjang umur.
Seperti halnya kayu jati yang berada di
Petak 21b RPH Terkesi kala itu, yang
sekarang merupakan hamparan tanah kosong
akibat era reformasi dan lokasi tersebut
masuk Rencana Tahun Tanam 2008.
Data yang diambil dari Kantor Urusan
Agama Purwodadi serta penjelasan KH
Mustamir selaku penasehat Masjid Tiban di
Desa Terkesi-Klambu, Grobogan.
Keberadaan Masjid tidak diketahui
pendirinya yang hanya dihubungkan dengan
budaya Islam tentang asal mula berdirinya
Masjid Agung Demak.
Bangunan Masjid itu diketahui orang dengan
adanya bangunan yang berada diatas
perbukitan tengah hutan jati Candi Ketilang,
Petak 21b RPH Terkesi BKPH
Penganten KPH Purwodadi.
Suatu saat tanpa diketahui orang bangunan
sudah pindah dilereng gunung yang jaraknya
sekitar 2 km di Dusun Kodowo dan
terakhir kalinya pindah lagi di Desa
Terkesi.
Kejadian tersebut membuat penduduk merasa
heran karena tidak tahu siapa yang
memindahkan bangunan Masjid serta diikuti
dengan peristiwa yang menajubkan dengan
keberadanya kolam yang bentuknya masih
seperti semula.
Kolam yang dibuat dari batu padas
bentuknya sangat kecil namun airnya tidak
pernah kering, dan oleh penduduk setempat
bermaksud untuk mengganti dengan ukuran
yang lebih besar dari batu merah dan semen
namun selalu gagal.
Adapun sejarah dari Masjid tiban pada
waktu keemasan kerajaan Demak terjadilah
peristiwa yang termasyhur didalam
mendirikan Masjid Agung Demak, terjadilan
pembahasan antara para Wali dan Sri
Sultan Patah untuk mendapatkan kayu jati
sebagai bahan bangunan Masjid.
Para Wali dan pengikutnya sepakat untuk
mengambil kayu jati di Dukuh Kosambi
yang letaknya ditengah hutan didaerah
Klambu-Grobogan.
Untuk tempat istirahat dan ibadah para
Wali dan pengikutnya mendirikan bangunan
yang sangat sederhana yang beratap resulo/
rumbia, sedangkan Mustoko (kepala) Masjid
dibuat dari tanah yang bergambar 4 (empat)
muka manusia, serta didapati alat-alat
berupa : bedug, genting, mimbar yang
bercorak zaman Wali Songo, namun
sekarang sudah banyak yang rusak.
Setelah pembangunan Masjid Agung Demak
selesai dibuat para Wali dan pengikutnya
kembali berkunjung ke Dukuh Kosambi
didapainya bangunan yang dibuat
terlantarkan, selanjutnya bangunan tersebut
dipindahkan di Dukuh Kronggo karena
tak`mirul Masjid didaerah itu tidak berhasil
kemudian bangunan tersebut dipindahkan lagi
di Desa Terkesi sampai sekarang tanpa
diketahui siapa yang memindahkannya.
Kejadian yang tidak disangka-sangka
sebelumnya bahwa di Desa Terkesi sudah
berdiri bangunan Masjid dan oleh penduduk
setempat menamakan sebagai “Masjid Tiban”.
0 Response to "wisata religi"
Posting Komentar