Jamasan Bende Becak di Desa Katekan Selalu Dibanjiri Warga
BRATI,Wisata-grobogan.com - Setiap tahun bertepatan
dengan bulan Sapar(penanggalan Jawa) selalu di peringati Jamasan Pusaka Bende
Becak Nyi Nawang Wulan .Acara tradisi yang menyedot perhatian masyarakat
Grobogan bahkan dari luar kota, ribuan masyarakat berjubel memadati area yang di
pergunakan untuk ritual penjamasan pusaka Nyi Nawang Wulan,Di Dusun
Pasiraman,Desa Katekan,Kecamatan Brati,Jumat (19/10).“Acara Jamasan Bende Becak
selalu diadakan setiap bulan Sapar.Untuk harinya adalah Jumat Pahing atau Jumat
Pon,dipilih yang tanggal muda,tetapi diatas tanggal 10,” jelas Siswo(74),salah
satu sesepuh desa.
Sejak pagi hari lokasi
penjamasan, rumah juru kunci Purwono sudah dikerumuni banyak orang yang membawa
botol atau pun tempat minum. Botol-botol tersebut digunakan untuk mengambil air
bekas jamasan atau air yang sudah dicelup benda peninggalan dari leluhur
itu.
Pukul 13.00 WIB acara
penjamasan dimulai.Bende becak yang disimpan di rumah juru kunci diarak menuju
tempat penjamasan.Sembilan orang sesepuh yang sudah ditunjuk menjadi pengiring
menyertai juru kunci menuju tempat ritual.”Setelah dibuka dari peti
pusaka,bende becak kemudian dijamasi, selanjutnya dibedaki,” tutur Purwono,
sang juru kunci.
Air bekas jamasan dan bedak
inilah yang diperebutkan pengunjung.Kasmi(60),warga Katekan yang sekarang
berdomisili di Purwodadi ini mengatakan datang ke tanah
kelahirannya sengaja ingin mengikuti kemeriahan acara
penjamasan.”Sekalian ingin mengambil airnya,agar mendapatkan berkah,usahanya
lancar,” jelasnya.
Ia mengaku kebiasaannya datang ke
penjamasan bende becak sudah turun temurun dan merupakan pesan dari sang kakek.
Dan membawa pulang air jamasan merupakan keharusan ketika datang ke kegiatan
sakral itu.“Kami turun temurun setelah simbah kami dulu titip pesan apa yang
dilakukan simbah diteruskan turun temurun. Mengambil air jamasan bagi kami
wajib untuk oleh-oleh, namun kami tidak musrik karena kami juga percaya kepada
Allah SWT,”tuturnya.
Lain halnya dengan
Parmo(57),dia mengaku jauh-jauh dari Kudus untuk mengikuti seluruh prosesi penjamasan.
“Sejak saya muda ,saya selalu hadir di acara ini. Saya menunggu simbol yang
akan muncul setahun ke depan. Di dalam peti ada apanya dan suaranya nyaring
tidak, itu dipercaya sebagai perlambang,” tuturnya.
Widya(22),salah satu pengunjung
dari Purwodadi mengaku penasaran dengan prosesi jamasan bende becak.”Karena
penasaran saya datang kesini.Nyampek berdesakan berebut air dan
bedak,katanya sih bikin awet muda,” jelasnya.
Pujiyanto,seorang pemerhati
wisata Grobogan mengatakan, Ritual jamasan Bende becak merupakan acara ritual
dan budaya yang menyedot banyak wisatawan.Tentunya harus ada
penyempurnaan-penyempurnaan di setiap tahunnya agar lebih menarik lagi.
“Secara substansial bahwa
kegiatan ini bisa menjadi bagian industri pariwisata. Maka kami berpesan kepada
panitia dan pihak desa serta dinas terkait agar dari waktu ke waktu
disempurnakan agar lebih menarik dan menjadi pesona wisata di Kabupaten
Grobogan,”tandasnya. (RE)
Sumber: www.grobogantoday.com
0 Response to "Jamasan Bende Becak di Desa Katekan Selalu Dibanjiri Warga"
Posting Komentar